KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP PERINTIS 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Abstract
Permasalahan yang dapat dijadikan dalam penelitian ini disebabkan adanya kelemahan siswa dalam menulis puisi. Hal-hal yang dianalisis meliputi 1) rima, 2) imajinasi, 3) diksi, 4) kata konkret, 5) majas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VIII semester genap SMP Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020, dalam menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan dan mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkan kesulitan siswa dalam menulis puisi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah semua kelas VIII semester genap SMP Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020, berjumlah 354 siswa, terbagi ke dalam 8 kelas dengan subjek inti sebanyak 35 orang yang diambil dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan teknik tes unjuk kerja yakni menugaskan siswa untuk menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, yakni dengan menganalisis ketepatan siswa menulis puisi berdasarkan aspek yang dinilai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VIII semester genap SMP Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020, dalam menulis puisi belum sepenuhnya dapat dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan karena masih ada unsur-unsur yang kurang tepat dalam menulis puisi. Kesalahan atau kelemahan siswa yang sering ditemukan yaitu pada aspek rima, diksi dan kata konkret. Umumnya, setiap siswa dalam menulis puisi kurang tepat atau tidak menggunakan aspek tersebut. Puisi yang ditulis siswa terkesan seperti prosa, kata-kata yang datar dan biasa, sehingga kurang memberikan nilai keindahan. Tidak adanya kesamaan rima pada tiap baitnya juga merupakan salah satu kelemahan siswa, rima cenderung tidak mengikuti pola dengan baik, sehingga rima pada puisi tidak jelas dan menimbulkan ketidakselarasan. Kata-kata yang datar juga mempengaruhi aspek diksi karena dapat membuat puisi kurang menarik sehingga tidak terkesan pada nilai-nilai keindahan sebuah karya sastra.Full Text:
PDFReferences
Burhan, Nurgiyantoro. (2009). Penilaian Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE.
Anwar Chairil. (2013). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: PT Gunung Agung.
Dalman. (2012). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jauhari, Heri. (2013). Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.
Jabrohim(2001). Kajian Sastra: Teori dan Kritik Pada Karya Sastra. Sunda Indonesia. Bandung: Daluang Publishing.
Kosasih, E. (2006). Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Kiblat Buku Utama.
Kosasih, E. (2012). Dasar-dasar Ketrampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Pradopo, Rachmat Djoko. (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rafiek,M. (2013). Pengkajian Sastra. Bandung: PT Refika Aditama.
Siswantoro. (2010). Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Tarigan, Hendry Guntur. (2011). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Rosdakarya.
Tarigan, Hendry Guntur. (2013). Prinsi- Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.
Waluyo, J Herman. (1987). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Waluyo, J Herman. (2002). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ws, Hasanuddin. ( 2002). Membaca dan Menilai Sajak. Bandung: Angkasa Bandung.
DOI: https://doi.org/10.36269/jeil.v1i01.301
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 salamah salamah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JEIL INDEX