SUBJECTIVE WELL-BEING PADA MANTAN PASIEN SKIZOFRENIA
Abstract
Menjadi seorang mantan pasien skizofrenia memerlukan proses penyesuaian yang mendukung dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Kondisi awal sembuh hingga saat ini tentu mengalami fluktuatif berbagai aspek yaitu aspek sosial, aspek kognitif serta aspek psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran subjective well-being pada mantan pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden pada penelitian ini berjumlah 2 responden yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan wawancara semi terstruktur.
Hasil analisis menunjukkan kedua responden memiliki subjective well-being yang bervariasi. Responden AS terlihat dari kepuasan hidupnya diseluruh domain dan afek positif lebih mendominasi afek negatifnya. Sedangkan untuk responden T terlihat dari kepuasan pekerjaannya memiliki afek positif yang cukup baik serta memiliki kepuasan hidup sedangkan afek negatifnya hanya muncul pada saat kondisi tertentu misalnya ketika responden sedang lelah atau teringat dan merindukan orang terdekat.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Carr, D., Freedman, V. A., Cornman, J. C., & Schwarz, N. (2014). Happy marriage, happy life? marital quality and subjective well-being in later life. Journal of Marriage and Family, 76(5), 930–948. doi:10.1111/jomf.12133Diener, Ed., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well being: The science of happiness and life satisfaction. In Handbook of Positive Psychology (C. R. Snyder, Shane J. Lopes, Ed.). United Kingdom: Oxford University Press.
Eddy, F. N. E., Septa, T., & Angraini, D. I. (2017). Diagnosis dan Tatalaksana Skizofrenia Hebrefenik Putus Obat dengan Logorrhea. In Jurnal Medula (Vol. 7, Issue 3) www.ttps://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/816.com
Eka, Aulia., & Rahmasari, Diana. (2019). Kesejahteraan Subjektif pada Laki-laki Dewasa Penderita Leukimea. Jurnal Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA. Huppert, F. A (2009). Psychologycal Well-Being: evidence regarding its causes and consequences. Applied psychology: health and well-being. 1(2), 137-164.
https://doi.org/10.1111/j.1758-0854.2009.01008.x
King, Laura A. (2013). Psikologi umum: Sebuah pandangan apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Pietrini, F., Albert, U. Ballerini, A. (2019). The modern perspective for long acting injectables antipsychotic in the patient-centered care of schizophrenia. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 15 https://doi.org/10.2147/NDT.S199048
Prognosis Schizophrenia - Alomedika. (n.d.). Retrieved November 9, 2020, from https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/schizophrenia/prognosis.com
Poerwandi, K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Universitas Indonesia
Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan RI. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/di
Stuart & Laraia. (2005) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta. EGC.
Scott, J., & Connell, M. (2017). Halluconations in adolescents an risk of mental disorder and psychosocial impairment in adulthood: a birth cohor study. Schizophrenia Bulletin, 43(1), 58.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung. 2016
WHO. (2019). Schizopherina. Retrieved from. https://www.who.int/news-room/fact
WHO. (2001). Basic Documents. 43rd Edition. Geneva: World Health Organization vocational high school students. International Journal of Evaluation and Research in Education, 8(2), 237-242.
DOI: https://doi.org/10.36269/psyche.v4i1.517
Refbacks
- There are currently no refbacks.
PSYCHE Index:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.